Rumah Adat Kalimantan Barat - Rumah Radakng
Inspirasi Hunian

5 Fakta Rumah Adat Kalimantan Barat dari Nama Hingga Filosofinya

Punya rencana berkunjung ke Kalimantan Barat? Jangan lupa untuk menyempatkan waktu berkunjung ke rumah adat dari Kalimantan Barat yaitu Rumah Radakng. Anda bisa melihat replika dari rumah adat ini di Jalan Sutan Syahrir, yang dibangun untuk melestarikan rumah asli suku Dayak. Bangunan sepanjang 138 meter dengan tinggi 7 meter ini pernah dinobatkan oleh Museum Rekor Indonesia sebagai rumah adat terpanjang lho.

Rumah Radakng atau yang disebut juga sebagai rumah panjang berbentuk bangunan yang memiliki panjang hingga 180 meter, lebar 30 meter, dan tinggi 5-8 meter di atas permukaan tanah. Tiang-tiang penyangga dari rumah ini dibuat sangat tinggi dengan tangga yang lebar. Kenalan lebih dekat yuk fakta dan ciri rumah adat yang kental dengan suku Dayak ini.

1. Memiliki Filosofi Kebersamaan

rumah adat kalimantan barat

Sumber: romadecade

Filosofi dari rumah berbentuk persegi panjang ini menggambarkan kebersamaan dan toleransi dari setiap anggota keluarga. Bentuknya yang sangat panjang ini membuat Rumah Radankng mampu menampung puluhan kepala keluarga dan ratusan orang. Sayangnya, Rumah Radankng sudah mulai menghilang sejak tahun 1960-an dan sangat sulit ditemukan.

2. Bentuknya Panjang

bentuk rumah adat kalimantan barat

Sumber: kamerabudaya

Akibat ukuran bangunan yang tinggi dan berbentuk seperti panggung, untuk masuk ke dalam Rumah Radakng harus meniti tangga atau yang disebut juga dengan hejot. Tangga-tangga tersebut harus berjumlah ganjil dan disesuaikan dengan luas rumah. Semakin luas rumah, maka akan semakin banyak pula tangga yang dibuat. Material pembuatan tangga untuk rumah adat asal Kalimantan Barat ini menggunakan kayu ulin. Kayu ulin terkenal sebagai kayu yang kokoh dan dapat bertahan hingga ratusan tahun.

Sementara itu, lantai dari rumah adat ini terbuat dari belahan bambu atau kayu-kayu belahan pinang yang kuat berbentuk bulat lurus. Sekat untuk dinding-dindingnya dibuat dengan menggunakan papan.

3. Mengajarkan Nilai Toleransi

nilai moral dari rumah adat kalimantan barat

Sumber: flickr

Hampir semua rumah adat yang ada di Indonesia memiliki nilai moral masing-masing sesuai dengan adat istiadat dan kepercayaan masyarakat setempat. Rumah Radakng pun tak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat berteduh dan tempat perlindungan diri saja. Bangunan khas suku Dayak ini juga mengajarkan nilai-nilai luhur yang patut untuk diteladani oleh kehidupan modern sebagai pedoman bersikap dalam bermasyarakat.

Bangunan yang luas dengan banyak penghuni dari berbagai latar belakang yang berbeda dan penghasilan yang tidak sama melambangkan kehidupan suku Dayak yang sangat harmonis dan menjunjung tinggi persatuan, rasa saling berbagi yang kuat dan toleransi yang mendalam. Sistem perumahan ini juga memperlihatkan bahwa masyarakat suku Dayak tidak pernah membeda-bedakan status sosial dan menilai semua anggota sama rata.

4. Cenderung Menghadap Matahari Terbit

Rumah menghadap matahari terbit

Sumber: delikkalbar

Penentuan bagian depan atau muka rumah yang sesuai dengan arah matahari terbit dan belakang rumah yang mengikuti arah matahari terbenam mengajarkan arti kerja keras sepanjang hari sampai hari berakhir. Hal ini menunjukkan betapa pekerja kerasnya masyarakat suku Dayak dan tidak pernah berpangku tangan atau bermalas-malasan.

Posisi rumah ini juga mampu membuat hunian yang lebih nyaman lho dan bisa Anda aplikasikan untuk tempat tinggal pribadi. Banyaknya cahaya yang masuk di pagi hari akan membuat Anda semakin segar dan hemat energi. Setelah beraktivitas, di sore hari Anda bisa duduk menikmati secangkir teh di teras belakang rumah sambil menunggu matahari terbenam.

5. Terdiri dari Pilar Besar Diukir Khas Dayak

Pilar besar dengan ukiran khas Dayak

Sumber: satujam

Salah satu ciri khas dari Rumah Radakng adalah pilar-pilar penyangganya yang berukuran besar dan dihiasi dengan ukiran atau lukisan khas suku Dayak. Ukiran dan lukisan ini menjadi ciri khas setiap rumah di Kalimantan. Motif seni lukis dari suku Dayak ini biasanya diambil dari bentuk binatang seperti burung enggang, naga, dan anjing. Namun bisa juga berbentuk bunga, tanaman, perisai, dan wajah manusia. Setiap lukisan ini juga memiliki arti, misalnya burung enggang dan naga yang merupakan simbol penguasa alam dan simbol kesucian. Sedangkan perisai menggambarkan kokohnya pertahanan suku Dayak.

Tak hanya sekadar rumah adat, bangunan tradisional dari Kalimantan Barat ini mengandung banyak pelajaran dan norma yang bisa kita ambil, mulai dari gotong royong, rasa berbagi, toleransi dan memandang sesama secara rata tanpa melihat kekayaan, kedudukan, rupa, dan garis keturunan. Keren ya? Mari selalu kita lestarikan!

You Might Also Like...