Arsitektur Gereja Gaya Gotik
Inspirasi Hunian

Arsitektur Gotik, Gaya Megah dan Ikonik dari Perancis

Pernah mendengar istilah arsitektur Gotik? Gaya arsitektur ini pertama kali muncul di Saint-Denis, dekat Paris, Perancis pada tahun 1140. Gaya arsitekturnya memiliki hubungan yang erat dengan desain katedral di Eropa. Alasannya tak lain karena dalam satu abad arsitektur Gotik telah berhasil merevolusi desain katedral di seluruh Eropa Barat. Pada saat itu, gereja Katolik memegang peranan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tak heran, arsitektur gereja pun menjadi penting bagi masyarakat.

Arsitektur Gotik dianggap sebagai karya bangunan maupun karya seni terbesar yang pernah dibuat. Bagian depan atau fasad gereja dibuat megah dan besar dengan tujuan untuk memberikan kesan besarnya kekuatan Tuhan dan orang-orang yang menyembahnya. Bangunan tinggi dan menjulang ke langit dibuat untuk menggambarkan aspirasi yang tinggi dan harapan manusia untuk mencapai surga.

Gaya ini sebetulnya muncul juga akibat kebosanan pada arsitektur di masa abad pertengahan. Saat itu, bangunan yang diciptakan sangat terbatas dan hanya bersifat fungsional. Maka dari itu, desain yang megah pada gereja dan katedral berhasil memberikan inspirasi pada manusia dalam hal ketaatan dan ketakwaan pada Tuhan, karena desain pada era Gotik yang sangat fenomenal. Mari lihat beberapa karakteristik utama dari arsitektur Gotik yang megah ini.

1. Ujung Lancip pada Eksterior

Ujung lancip pada eksterior arsitektur gotik

Sumber: invaluable

Bangunan yang tinggi, megah, dan menara dengan ujung-ujung yang lancip pada gereja sangat identik dengan arsitektur Gotik? Apabila Anda berkunjung ke Eropa dan melihat desain gereja atau bangunan dengan ciri khas ini, maka dapat dipastikan bahwa bangunan tersebut dibangun pada era Gotik. Selain itu, dekorasi pada bagian fasad bangunan dibuat dengan sangat detail. Ciri khas ini sangat bertolak belakang dengan gaya arsitektur Romanesque pada masa sebelumnya yang dibuat datar dan tidak terlalu tinggi.

2. Penopang yang Melayang (Flying Buttress)

flying buttress arsitektur gotik

Sumber: invaluable

Flying buttress adalah ciri khas paling penting dalam dekorasi gaya Gotik. Para arsitek Gotik memodifikasi sistem kubah langit-langit dari masa sebelumnya dan menggantinya dengan penopang melayang atau flying buttress. Struktur flying buttress merupakan solusi untuk menyangga bangunan yang memiliki struktur yang tinggi. Tak hanya berfungsi sebagai penyangga struktur bangunan, tapi konstruksinya pun terlihat sangat dekoratif dengan desainnya yang mampu memberikan efek kemegahan.

3. Lengkungan yang Runcing (Pointed Arch)

Lengkungan yang runcing arsitektur gotik

Sumber: invaluable

Lengkungan runcing berfungsi untuk menahan beban dari desain langit-langit bangunan yang sangat berat dan tebal. Selain itu, lengkungan ini juga menjadi dekorasi tersendiri untuk interior bangunan yang megah dan tinggi. Lengkungan ini pun memungkinkan ukuran pilar penyangga di bagian bawahnya menjadi lebih ramping.

4. Pencahayaan yang Terang dari Jendela Besar

Pencahayaan yang terang dari jendela besar

Sumber: invaluable

Ciri khas lain dari arsitektur ini adalah jendela-jendela kaca berwarna yang besar dan mampu membanjiri interior dengan cahaya. Hal ini sangat berbeda dibandingkan gaya arsitektur sebelum Gotik yang menggunakan sedikit pencahayaan sehingga terkesan gelap dan lusuh. Arsitektur Gotik menekankan pada pencahayaan, jendela yang besar, dan interior yang luas. Hal ini pun berhasil mengubah gereja dan istana menjadi lebih megah dan menyenangkan untuk ditempati.

5. Penggunaan Rose Window

Rose window

Sumber: clipart-library

Secara arsitektural, rose window digunakan untuk pencahayaan dan memberikan kesan estetis pada bangunan. Namun dari segi religi, rose window dipakai sebagai simbol firman Tuhan yang digambarkan sebagai cahaya yang masuk dan menerangi hati para jemaat gereja. Rose window biasanya dilengkapi dengan tambahan mosaik dan seni kaca patri yang jelas.

6. Adanya Patung Gargoyle

Gargoyle

Sumber: abc

Gargoyle merupakan sebuah monster kecil yang diletakkan di sepanjang atap atau benteng bangunan dan istana. Tujuan dari Gargoyle adalah sebagai sistem drainase air hujan yang jatuh dari atap bangunan dan kemudian akan keluar dari mulut mereka. Tak hanya itu, Gargoyle juga sebetulnya berfungsi untuk menakut-nakuti petani jahat pada masa itu karena bentuknya yang seram, seperti iblis atau monster dan diletakkan menghadap ke bawah.

Pada masa itu, manusia banyak dipenuhi dengan ketakutan dan takhayul. Gargoyle pun menjadi simbol dari makhluk mengerikan yang membuat orang banyak mencari perlindungan dan pertolongan pada gereja dari iblis dan hantu. Gargoyle menjadi salah satu karakteristik dari arsitektur Gotik yang masih membekas di ingatan orang hingga sekarang.

Kemegahan dari arsitektur Gotik merupakan lambang dari kehidupan masyarakat pada masa itu. Namun, di masa kini gaya ini telah menjadi warisan berharga di dunia arsitektur.

You Might Also Like...